Seorang ibu mengeluhkan putranya yang masih balita suka mengucapkan kata-kata kasar dan tidak sopan padahal di dalam rumah ia dan suami selalu menjaga perkataan. Mungkin kejadian ini pernah juga Anda alami? Anak-anak memang cepat sekali menyerap apa yang mereka lihat dan dengar. Pengaruh lingkungan dan media elektronik memiliki pengaruh besar dalam kepribadian anak.
Lantas apa yang sebaiknya dilakukan jika si kecil mulai mengumpat dan berkata kasar? Kami punya beberapa saran untuk Anda. Semoga bermanfaat!
Awasi anak saat bermain
Bila teman-teman si kecil berkata kasar, tentu saja Anda tidak bisa serta merta mencegah anak bermain. Bersosialisasi tetaplah penting agar anak tidak kuper dan minder. Solusinya, orang tua sebaiknya mendampingi anak saat sedang bermain dengan teman-temannya. Jika ada yang berkata kasar, Anda dapat mengingatkan si “pelaku”. Lama-kelamaan pasti mereka akan malu dan berusaha mengontrol kata-katanya.
Jangan bereaksi berlebihan
Pertama kali mendengar anak berkata kasar tentu reaksi orang tua pasti kaget. Namun sebaiknya Anda tidak langsung memarahi si kecil karena bisa jadi ia sekedar meniru dan tak tahu arti kata yang diucapkan. Memarahi anak yang tidak paham ucapannya justru akan membuat anak bingung.
Jelaskan dengan sabar
Anda bisa menjelaskan tentang mengapa tidak boleh berkata kasar/jorok dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Mungkin cara ini tidak langsung berhasil, maka sudah menjadi tugas orang tua untuk mengarahkan anak secara sabar dan tak bosan.
Buat kesepakatan dengan anak
Jika anak masih terus mengulangi ucapan buruk, Anda bisa membuat kesepakatan tentang konsekuensi bila ia terus mengulanginya. Berilah “hukuman” yang mendidik misalnya tugas membaca buku selama 15 menit, tugas membereskan mainan dsb. Pada anak berusia sekolah dasar, Anda sudah bisa menerapkan hukuman denda. Misalnya jika uang sakunya Rp 3000, maka dendanya Rp 1000 tiap ia berkata kasar. Siapkan celengan bertuliskan “denda berkata kasar” dan letakkan di tempat yang mudah terlihat agar anak menyadari konsekuensi berkata kasar setiap melihat celengan tersebut.
Jadilah contoh yang baik
Ingat bahwa orang tua adalah panutan bagi anak. Agar anak menjaga ucapan, orang tua juga harus konsisten mengerem omongan meski dalam keadaan emosi sekalipun. Hindari juga memberi contoh menonton acara hiburan yang penuh kata-kata tak pantas seperti yang sedang ngetrend di berbagai televisi swasta saat ini. Melihat orang tua tertawa saat menonton lawakan tak bermutu, anak akan mengira hal tersebut boleh dilakukan.