Umumnya anak-anak bila ditanya apa cita-citanya biasanya akan menjawab profesi-profesi yang nampak hebat contohnya ingin jadi dokter, ingin jadi pilot, ingin jadi tentara dan lain-lain. Pastinya sedikit sekali anak yang menjawab ingin menjadi pedagang. Mengapa demikian? Secara tidak langsung pola pikir anak-anak sudah ter setting bahwa saat besar kelak mereka harus menjadi figur hebat, yang diterjemahkan menjadi profesi-profesi bergengsi seperti yang sudah disebutkan diatas. Profesi pedagang dianggap tidak keren dan identik dengan pekerjaan rendah, padahal berdagang adalah salah satu pekerjaan yang mulia dalam Islam.
Buktinya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri adalah seorang pedagang dan beliau memuji serta mendoakan para pedagang yang jujur. Banyak Nabi dan rasul lainnya yang juga menjadi pedagang. Berikut hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi tentang pandangan Rasulullah mengenai profesi pedagang: “Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” dan haditst lainnya mengenai keutamaan profesi pedagang: Dari sahabat Rafi’ bin Khadij ia menuturkan: Dikatakan (kepada Rasulullah), “Wahai Rasulullah! Penghasilan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Hasil pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap perniagaan yang baik.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Al-Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Bisa disimpulkan bahwa berdagang dalam Islam lebih utama dibanding profesi lainnya. Tentu saja pedagang yang dimaksud haruslah mengedepankan prinsip syariah, harus jujur, adil, transaksi yang dilakukan tidak ada keterpaksaan, serta tidak merugikan kedua belah pihak. Sifat kemandirian dan kerja keras juga bisa tumbuh dari profesi ini. Berdagang juga membuat seseorang bisa memberikan lapangan pekerjaan serta membukakan mata pencaharian bagi sesama manusia. Hal ini tak bisa dilakukan jika bekerja sekedar menjadi pegawai saja. Menjadi jalan pembuka rezeki orang lain tentu saja akan menebarkan banyak manfaat dan kebaikan.
Mari Ayah dan Bunda yang dirahmati Allah SWT, kita ubah mindset anak-anak mengenai cita-cita. Pekerjaan yang baik bukan hanya yang tampak keren saja. Tentu saja anak-anak boleh menjadi apa saja yang mereka inginkan. Namun menjadi ustadz yang juga pedagang misalnya, atau dokter yang menjadi pedagang sukses sepertinya akan jauh lebih bermanfaat bagi saudara-saudara kita. Setuju bukan?