Bunda, tentunya pernah mengalami betapa ribetnya mengajak batita bepergian terutama ketika si kecil tiba-tiba BAB di tengah jalan. Jika naik kendaraan pribadi tentu saja mudah, namun tidak demikian halnya jika Anda bepergian menggunakan kendaraan umum tanpa fasilitas toilet di dalamnya. Nah sebaiknya Bunda melatih si kecil untuk toilet training saat dirasa sudah mampu. Pada umumnya anak siap memulai toilet training saat usianya 2 tahun meskipun ada juga yang lebih cepat melewati fase tersebut.
Melatih anak toilet training tentu saja harus dilakukan secara bertahap. Kebanyakan prosesnya akan memakan waktu minimal 1 bulan hingga anak benar-benar dapat mengatur ritme buang airnya. Sebelumnya, Bunda dapat memberi pengertian pada si kecil mengapa ia harus buang air di toilet, bisa juga dengan membacakan buku cerita tentang toilet training. Proses pemahaman ini berperan penting terhadap keberhasilan latihan.
Jika anak telah mengerti tentang fungsi toilet, kini saatnya Bunda membiasakan anak menggunakannya. Saat latihan, bisa menggunakan toilet portabel kecil bergambar lucu yang kini telah banyak dijual atau memakai toilet dewasa namun dengan dipegangi orang tua. Untuk anak perempuan, tempatkan pantat dan kelamin anak tepat diatas lubang toilet untuk mengurangi cipratan pipis atau pup nya. Bantu si kecil duduk dengan lutut terbuka lebar agar otot panggulnya rileks. Sedikit berbeda dengan anak perempuan, saat melatih duduk di toilet untuk anak laki-laki, Bunda dapat meminta si kecil mengarahkan penisnya ke arah bawah agar pipisnya tidak terciprat keluar toilet. Sebaiknya minta ayahnya untuk mengajari langsung bagaimana cara pipis ala pria. Tips agar anak merasa gembira, Bunda dapat memutar atau menyanyikan lagu kesukaannya saat berada di kamar kecil.
Satu hal yang perlu diperhatikan di masa awal pembelajaran biasanya anak masih belum terbiasa sehingga pup atau pipis di waktu yang kurang tepat misalnya saat di jalan atau waktu berbelanja di supermarket. Sebaiknya Bunda tidak meminta anak menunda dan segera mengajaknya ke kamar kecil terdekat. Hal ini memiliki alasan. “Proses toilet training terancam gagal, apabila di satu saat kita meminta si kecil pup, dan di saat lain justru memintanya menahan dorongan untuk melakukannya,” demikian tutur dr. Kirk Lampe, dokter anak di Munich, Jerman.
Tentu saja Bunda harus mengantisipasi situasi yang di luar dugaan misalnya dengan membawa popok cadangan bila tidak menemukan toilet yang dekat. Semoga si kecil segera lulus toilet training ya Bunda!