BERMALAS-MALASAN, BOLEHKAH?

Dialah dzat yang menjadikan bumi ini mudah buat kamu. Maka dari itu berjalanlah dipermukaannya dan makanlah dari rezekinya, (QS. Al. Mulk:15). Allah SWT menyuruh umat manusia untuk berusaha dan bekerja keras atas kemampuan yang dimilikinya.

Bumi beserta alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah SWT,  dengan banyak hasil yang berlimpah didalamnya. Hal ini ditujukan semuanya untuk mahluk hidup ciptaan-Nya. Semua yang ada, telah disediakan. Tinggal bagaimana kita untuk memanfaatkannya.

Atas segala nikmat yang telah diberikan olehnya, manusia harus bisa memanfaatkan nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya dan terus berusaha untuk mendapatkan karunia dari Allah SWT.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sedekah tidak halal buat orang yang kaya dan orang masih memiliki kekuatan dengan sempurna (HR. Tarmidzi). Hal yang dimaksudkan adalah kepada orang lain, yang mana hal tersebut menurunkan harga diri. Padahal dia sebenarnya bisa untuk berusaha sendiri dan mampu.

Terkadang seseorang yang malas, enggan untuk giat bekerja. Etos kerjanya tidak ada.  Allah SWT telah memberikan banyak nikmat-Nya kepada manusia. Allah SWT berfirman, “Kami telah menjadikan untukmu semua di dalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan (bekerja). Tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur.” (QS-Al raf: 10) Maka dari itu, Allah SWT telah menyuruh manusia untuk meningkatkan kemauan bekerja mereka agar senantiasa bisa menjadi sosokyang bisa bersyukur atas kerja keras yang telah dilakukannya. Namun, kebanyakan  manusia seringkali malas untuk bekerja. Padahal Rasulullah SAW telah memberikan perumpamaan bagi mereka yang meminta minta, seperti sabda Rasul, “Orang yang meminta-minta padahal tidak begitu memerlukan, sama halnya dengan orang yang memungut bara api,” (HR.Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah dalam sahihnya)

Sungguh suatu perumpamaan yang sungguh mengerikan. Memungut bara api, diumpamakan oleh Rasulullah SAW kepada mereka yang malas bekerja serta enggan berusaha. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meminta- minta pada orang lain untuk menambah kekayaan hartanya tanpa sesuatu yang menghajatkan, maka berarti dia menampar mukanya sampai hari kiamat, dan batu  membara itu makannya. Oleh karena itu siapa yang mau persedikitlah siapa yang mau perbanyaklah.” (HR. Tarmidzi)

Betapa Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa seseorang yang minta berarti menampar mukanya dengan batu dari neraka itu sendiri. Hal ini dimaksudkan oleh Rasulullah demi melindungi harga diri seorang muslim dan upaya seorang muslim membiasakan hidup yang suci serta percaya pada diri sendiri dan jauh dari sifat menggantungkan diri kepada orang lain.

Dari situlah, manusia harusnya bangkit dan mampu menjadi sosok pribadi muslim yang tangguh, yang tidak selalu bergantung kepada orang lain, terlebih hanya mengharapkan uluran bantuan, tanpa disertai adanya kerja keras serta usaha.

Giat Berusaha dan Ulet Bekerja

Nabi SAW menyuruh umatnya untuk bekerja keras, hingga hasil yang dicapai bisa membanggakan, walaupun hasilnya tak seberapa, namun apabila disertai dengan hasil jerih payah sendiri, maka semuanya akan terasa puas.

Maka dari itu, Rasulullah SAW tidak ingin umatnya menjadi sosok yang malas dan enggan bekerja. Hal tersebut merupakan harga diri seorang muslim. Maka dari itu, cara yang dianjurkan oleh Rasul adalah dengan bekerja. Karena hal tersebut bisa menjaga harga diri. Bahkan beliau mengajak sahabat- sahabatnya untuk menjaga harga diri dengan bekerja sesuai kemampuan. Asalkan pekerjaan tersebut halal dan ditujukan untuk niat yang baik, maka manfaat yang akan dirasakan.

Namun saat ini, banyak manusia yang menjadi malas bekerja, dan banyak juga yang memanfaatkan suatu moment-moment tertentu untuk meminta-minta. Seolah-olah tidak mampu bekerja, padahal sesungguhnya mampu bekerja. Hal ini yang tidak dibenarkan. Maka dari itu, melawan rasa malas adalah cara yang patut dilakukan.

Tidak halal bagi sesorang muslim yang mampu bekerja, sedang dia berpura-pura tidak mampu bekerja. Karena sesungguhnya, orang yang giat berusaha dan bekerja, akan menuntun seseorang menuju tangga kesuksesan.

Jangan lupa pula, segala sesuatu juga harus diniatkan karena Allah SWT, dan selalu berdoa kepada-Nya agar dimudahkan dalam mencari rezeki. “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi Allah dan ingatlah dan sebanyak-banyaknya supaya Allah kamu beruntung.” (QS. Jumu’ah: 10) Maka dari itu, Allah SWT dan Rasul- Nya memerintahkan seseorang untuk bekerja. Bekerja adalah sebuah ibadah yang disejajarkan dengan amalan fisabilillah, bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga tapi cara untuk menunjukkan ketaatan seseorang kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Setiap muslim, diharuskan untuk memiliki etos kerja yang tinggi. Artinya tidak bermalas-malasan dalam segala hal. Seorang muslim patutnya harus giat bekerja dalam mencari rezeki yang telah disebarkan oleh-Nya. Setiap muslim tidak halal bermalas-malasan dan hanya menggantungkan diri kepada orang lain.

Selagi orang tersebut masih mampu bekerja dan berusaha, maka diwajibkan olehnya untuk berusaha sendiri untuk memenuhi kepentingan dirinya beserta keluarganya. Maka dari itu, tidak dianjurkan seorang muslim yang mampu, tapi dia berpura-pura tidak mampu agar diberi belas kasihan. Hal tersebut sungguh sangat memalukan. Karena mengharapkan rasa kasihan serta uluran tangan orang lain, padahal dia masih bisa dan mampu untuk berusaha sendiri.

(Sumber: Sahabat Mandiri dan Peduli Edisi 03 Maret 2015/Hal 50-51)


QOUTES-SANAYA-KEJAR-AKHIRAT-BARU-DUNIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *