Islam telah mengajurkan untuk berjarak dalam melahirkan anak. Namun, kami dikarunia anak pertama dan kedua dengan jarak usia berdekatan, hanya 13 bulan.
Ini salah satu karunia yang ditakdirkan Allah swt. Patut diterima dan disyukuri, serta menjadi pengalaman menarik dalam keluarga kami.bertambahnya pengalaman ini menjadikan anak kedua dan ketiga malah berjarak enam setengah tahun.
Ada kemudahn tersendiri tatkala keduan anak kami berdekatan jarak, khususnya dari segi pengajaran dan pendidikan. Ibarat satu kali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Sanga abang yang diajari, adik akan mengikuti dan meniru.
Kami memiliki secuil pengalaman mendidik ketiga anak kami. tentu orang lain mungkin memiliki segudang pengalaman mendidik anak.
Secuil pengalaman itu tak lain adalah melatih dan membiasakan anak laki-laki shalat berjamaah di masjid. Alhamdulillah, sejak anak pertama berusia 2 tahun, kami selalu membiasakan shalat di masjid.
Setiap kami shalat, kami menyiapkan sajadah untuknyadan memakaikan pakaian shalatnya. Setiap terdengar suara adzan, kami memberitahukannya bahwa waktu shalat telah tiba, sehingga memasuki usia 3 tahun ia sudah sangat respon jika terdengar suara adzan. Dia akan segera mengambil songkok dan baju shalatnya.
Salah satu kesyukuran kami, karena anak-anak hidup dalam lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan pondok pesantren meski masih dalam rintisan. Semua anggota keluarga, ayah dan bundanya terlibat shalat berjamaah bersama santri di masjid, sehingga kedua anak laki-laki kami pun dibawa serta ke masjid.
Doa yang tidak pernah luput senantiasa kami panjatkan, sebagaimana doa Nabi Ibrahim as. Untuk anak keturunannya: “Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku”(QS.Ibrahim:40)
Mengajarkan anak untuk sholat adalah perintah, sebagaimna Rasulullah SAW telah memerintahkan. Rasullullah telah menentukan usia tujuh tahun sebagai usia dimulainya pelajaran shalat. Jelas terbaca bahwa membiasakan shalat untuk anak-anak adalah tanggung jawab orang tua. Anak-anak tidak dapat ketekunan shalat tanpa pengajaran, pembiasaan, dan contoh, khususnya dari orang terdekatnya yaitu orang tua.
(Sumber : Mulia/Melahirkan Generasi Pejuang/Nopember 2016/Shafar 1438/Hal 28-29)