Tips Penting Seputar Pemilihan Susu UHT

susu-uhtASI adalah pemberian terbaik dari Allah SWT kepada bayi, setelah berusia 1 tahun atau saat sistem pencernaannya sudah kuat, pemberian ASI dapat ditambah dengan susu UHT.  Susu jenis UHT diolah dengan teknik pemanasan bersuhu tinggi (135-145 derajat celcius) selama 2-5 detik untuk membunuh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Pemanasan singkat ini berfungsi agar nilai gizi, rasa dan aroma susu tetap seperti susu segar. Karena pada prosesnya tidak ditambahkan pengawet buatan, membuat susu UHT merupakan pilihan terbaik sebagai pendamping ASI dibanding susu bubuk dan susu kental manis.

Kebanyakan batita pasti menyukai susu UHT karena rasanya yang enak serta kemasannya yang menarik. Berikut ini kami berikan beberapa tips yang bermanfaat bagi para Bunda jika ingin memberikan susu UHT untuk buah hati tersayang.

  • Pilih susu UHT plain/tanpa rasa karena mengandung sedikit gula yang dapat merusak gigi si kecil.
  • Teliti kemasannya, jangan memilih produk yang kemasannya sudah menggembung, karena kemungkinan terjadi kebocoran sehingga bakteri-bakteri pembusuk dapat masuk ke dalamnya.
  • Perhatikan tanggal kadaluarsanya. Pilih yang rentang waktunya masih panjang.
  • Untuk batita, maksimal porsi susu UHT adalah 2-3 gelas per hari (@ 250ml). Berikan air putih dalam porsi seimbang dengan pemberian susu.
  • Sebaiknya belilah susu dalam kemasan kotak kecil yang bisa diminum sekali habis.
  • Jika membeli kemasan besar, sebaiknya setelah dibuka segera simpan di lemari pendingin dan habiskan dalam jangka waktu maksimal 1 hari.
  • Hindari menyimpan susu UHT pada suhu panas diatas 50°C karena kandungan proteinnya dapat rusak dan bakteri bisa tumbuh dengan mudah.
  • Saat pertama kali mengenalkan susu UHT pada anak, perhatikan apakah ada reaksi alergi atau diare. Bila ada, segera hentikan pemberian susu karena bisa jadi anak mengalami intoleransi laktosa. Berikan susu kedelai atau susu LLM sebagai penggantinya.

Bunda, pemberian susu dapat membantu si kecil tumbuh secara optimal. Jangan lupa melengkapinya dengan asupan gizi yang seimbang. Semoga artikel ini bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *